http://www.google.com
http://www.teknokrat.ac.id
http://www.4shared.com
http://www.yahoo.com
http://www.gmail.com
http://www.ziddu.com
http://www.mediafire.com
http://www.wikipedia.com
http://www.menkes.com
http://www.depkes.go.id
http://www.kemdiknas.go.id
http://www.goal.com
http://www.kompas.com
Halaman ini menjelaskan tentang teknologi berbasis internet (INTERNET-BASED TECHNOLOGY).
Jumat, 10 Agustus 2012
Rabu, 08 Agustus 2012
PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI
Teknologi Informasi dan Komunikasi, TIK (bahasa Inggris: Information and Communication Technologies; ICT) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai
alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua
buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan
Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait
dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20.
Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang
teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami
berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
Sejarah
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi
sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu
temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor.
Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan
terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang
pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi
perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat
komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi
digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam
bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18
dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan
mesin-mesin sebagai pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital
(karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi
melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang
mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.
Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission.
Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan
telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai
bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide
untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang
rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik
minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani
pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat
difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai
jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara.
Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan
teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama
siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback
yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau
fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya
mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar,
suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi
kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi
hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi
tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis
teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet
memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan
utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu
tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference
yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan
pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer.
Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih
sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan
kemajuan TIK saat ini.
Buku Elektronik
Buku elektronik atau e-book
adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk
menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis.
Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk
(saat ini kapasitas yang tersedia sampai 16 GB). Bentuk yang lebih
kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan e-book
menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar,
movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik
misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut
sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh
penyaji.
E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet)
untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk
pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan
internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning
adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai
sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut
tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu
bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah
salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning
mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website
yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini
memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh
narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat
pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system).
LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat
diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang
disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan
materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk
pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara
pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan
kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara
pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik
atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
Referensi:
Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran
Pemograman Berbasis Web
PERBEDAAN WEB 1.0, WEB 2.0 dan WEB 3.0
Web adalah suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang
berguna diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform
Resource Identifier (URI). Secara umum, Web 1.0 dikembangkan untuk
pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif.Secara
garis besar, sifat Web 1.0 adalah Read.
Lalu, tak lama kemudian muncullah Web 2.0 yang merupakan revolusi
bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet
sebagai platform, juga merupakan suatu percobaan untuk memahami aturan
untuk mencapai keberhasilan platform baru.Sifat Web 2.0 adalah
Read-Write. Era Web 2.0 tidak membutuhkan orang jenius yang hanya
berkutat sendiri di ruang tertutup atau laboratorium untuk membuat
teknologi baru yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi terkenal.
Tapi era ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu,
pengalaman atau lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang
menghapuskan sifat-sifat individu.
Sedangkan letak perbedaan Web 1.0 dan Web 2.0 yaitu : 1. Perilaku pengguna Membaca Menulis 2. Pelaku utama Perusahaan Pengguna/Komunitas 3. Hubungan dengan server Client-server Peer to peer 4. Bahasa pemrograman penampil konten HTML XML 5. Pola hubungan penerbit-pengguna Searah Dua arah/ Interaktif 6. Pengelolaan konten Taksonomi/direktori Folksonomi/penanda/tag 7. Penayangan berbagai kanal informasi Portal RSS/Sindikasi 8. Hubungan antar pengakses Tidak ada Berjejaring 9. Sumber konten Penerbit/pemilik situs Pengguna
Yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah
keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk
datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di
dalamnya.Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat
konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang
bersangkutan.Kemampuan web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop,
auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop.
Selanjutnya adalah Web 3.0, jika dunia seluler dikenal istilah 3G,
maka di Internet ada yang namanya Web 3.0. Wow, apa pula ini? Apa
bedanya dengan Web 2.0 yang sekarang sedang marak? Jangan salah,
ternyata orang Indonesia juga sudah ada yang mengembangkannya.Konsep ini
dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah intelektualitas buatan
(Artificial Intelegence).Aplikasi – aplikasi online dalam website dapat
saling berinteraksi, kemampuan interaksi ini dimulai dengan adanya web
service. Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat
antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco
berkembang pesat seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat
TI dan telekomunikasi nantinya sudah seperti sama saja tidak ada
bedanya. Saat ini saja pertanda seperti itu sudah mulai bisa kita
rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa menonton tivi di ponsel
atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa melakukan SMS
dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap berbagai
perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua mengalami
evolusi menuju dunia yang lebih maju.
Web 1.0
Merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Berbagai Website seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” dapat dikategorikan ke dalam jenis ini.
Merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Berbagai Website seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” dapat dikategorikan ke dalam jenis ini.
Web 2.0
Web 2.0 Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi secara online. Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut: “Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut” Berbagai layanan berbasis web seperti jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya: “flickr.com”, “del.icio.us”) merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah interaktifitas di antara para pengguna Web.
Web 2.0 Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi secara online. Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut: “Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut” Berbagai layanan berbasis web seperti jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya: “flickr.com”, “del.icio.us”) merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah interaktifitas di antara para pengguna Web.
Pada umumnya, Website yang dibangun dengan menggunakan teknologi
Web 2.0 memiliki fitur-fitur sebagai berikut: • CSS (Cascading Style Sheets) • Aplikasi Rich Internet atau berbasis Ajax • Markup XHTML • Sindikasi dan agregasi data menggunakan RSS/Atom • URL yang valid • Folksonomies • Aplikasi wiki pada sebagian atau seluruh Website • XML Web-Service API
Web 3.0 / Semantic Web
Waaupun masih dalam perdebatan di kalangan analis dan peneliti, istilah
Web 3.0 tetap berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet.
Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari pengaksesan
broadband secara mobile sampai kepada layanan Web berisikan perangkat
lunak bersifat on-demand [Joh07]. Namun, menurut John Markoff, Web 3.0
adalah sekumpulan teknologi yang menawarkan cara baru yang efisien dalam
membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data
online. Berdasarkan definisi yang dikemukakan tersebut, maka pada
dasarnya Semantic Web memiliki tujuan yang sama karena Semantic Web
memiliki isi Web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam bahasa
alami yang dimengerti manusia, tetapi juga di dalam bentuk yang dapat
dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat lunak (software
agents). Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak akan
mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara yang
lebih mudah [Tim01]. Pembuatan Semantic Web dimungkinkan dengan adanya
sekumpulan standar yang dikoordinasi oleh World Wide Web Consortium
(W3C). Standar yang paling penting dalam membangun Semantic Web adalah
XML, XML Schema, RDF, OWL, dan SPARQL.
Mungkin ini beberapa referensi ciri khas dari web 3.0 • Transformation dari tmp penyimpanan yang bersifat terpisah pisah
menjadi satu. • Ubiquitous connectivity, memungkinkan info diakses di berbagai media. • Network computing, software-as-a-service business models, Web services
interoperability, distributed computing, grid computing and cloud computing; • Open technologies, sebagian besar semuanya berjalan dalam platform
open source / free. • Open identity, OpenID, seluruh info adalah bebas dan sebebas – bebasnya. • The intelligent web, Semantic Web technologies such as RDF, OWL, SWRL,
SPARQL, GRDDL, semantic application platforms, and statement- based datastores; • Distributed databases, database terdistribusi dalam WWD
(World Wide Database). • Intelligent applications.
My Biodata
Nama : Khoerur Rizki
Agama : Islam
Alamat : Gg. Bringin No. 23 Labuhan Ratu, Kedaton
Email : miakhoerurrizki@gmail.com
No.Telp : 081977214003
Langganan:
Postingan (Atom)